JATENGKU.COM, SUKOHARJO – Stunting masih menjadi permasalahan yang menjadi perhatian pemerintah di Indonesia. Menurut WHO, suatu negara dikatakan memiliki masalah stunting bila kasusnya mencapai angka di atas 20%.

Sementara itu, hasil Survei Kesehatan Indonesia 2023 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi stunting di Indonesia saat ini di angka 21,5% dan telah berkembang menjadi masalah kesehatan yang signifikan.

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan anak, sehingga tinggi badan mereka tidak sesuai dengan usia. Banyak yang tidak menyadari bahwa tinggi pendeknya anak bisa menjadi tanda adanya masalah gizi kronis.

Perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu mengalami stunting. Namun, anak yang mengidap kondisi ini pasti berperawakan pendek. Anak dengan asupan gizi terbatas sejak kecil dan telah berlangsung lama berisiko mengalami pertumbuhan yang terhambat.

Penyebab utama dari stunting adalah malnutrisi pada ibu hamil dan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak. Stunting juga dapat disebabkan oleh infeksi yang berulang, sanitasi lingkungan yang kurang baik, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.

Mahasiswa KKN Undip memberikan penyuluhan tentang penanganan dan pencegahan stunting kepada orang tua balita di Desa Pengkol, Sukoharjo, pada 25 Januari 2025. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Mahasiswa KKN Undip)

Berdasarkan permasalahan tersebut Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Tim 1 2024/2025 mengadakan penyuluhan guna meningkatkan pengetahuan orang tua dari balita mengenai penanganan dan pencegahan stunting di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan ini dilaksanakan pada 25 Januari 2025. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mendatangi rumah masyarakat yang memiliki balita.

Pada program kerja ini mahasiswa menjelaskan materi serta memberikan leaflet agar warga lebih memahami materi yang disampaikan.

Penyuluhan ini diawali dengan menjelaskan tentang stunting secara umum, penyebab, gejala, pencegahan dan penanganan terkait stunting. Setelah itu, dilanjutkan sesi sharing bersama orang tua yang memiliki balita.

Mahasiswa KKN Undip juga membagikan bubur kacang hijau dan telur rebus kepada balita sebagai contoh nyata dalam aksi pencegahan stunting.

Masyarakat yang mengikuti kegiatan ini terlihat antusias dengan munculnya beberapa pertanyaan karena materi yang dibawakan sangat diperlukan bagi orang tua guna mencegah anak dari terkena stunting.

Cegah Stunting Sejak Dini, Mahasiswa KKN UNDIP Berikan Penyuluhan kepada Orang Tua untuk Tumbuh Kembang Anak yang Optimal

Leaflet informatif tentang stunting yang dibagikan oleh mahasiswa KKN Undip kepada orang tua balita di Desa Pengkol, Sukoharjo. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Mahasiswa KKN Undip)

Mahasiswa KKN Undip berharap, dengan pengetahuan yang lebih baik diharapkan akan terjadi pengurangan risiko terjadinya stunting pada anak dan peningkatan kesehatan jangka panjang bagi generasi mendatang.

Ini merupakan bagian dari komitmen bersama untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat dan berkualitas dengan memastikan bahwa semua anak mendapatkan gizi yang cukup sejak usia dini.

Penulis: Riska Parstuti Nur Hidayah. Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Editor: Handayat

Tag