JATENGKU.COM, SURAKARTA — Faktor penting dalam perkembangan psikologis dan emosional anak adalah interaksi antara orang tua dan anak-anak. Hubungan ini tidak hanya memengaruhi perilaku anak, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai yang akan dibawa anak hingga dewasa.
Dalam konteks ini, interaksi positif dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak, sedangkan interaksi negatif dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak. Salah satu konsep terpenting dalam interaksi antara orangtua dan anak -anak adalah komunikasi. Komunikasi antara orang tua dan anak dapat membantu menumbuhkan kepercayaan dan kerja sama sehingga lebih bersedia untuk berbagi pengalaman dan wawasan ketika mereka mampu memahami dan berhubungan dengan orang lain.
Hal ini penting untuk perkembangan emosional karena emosional anak belajar cara mengekspresikan diri dan menghadapi situasi yang kompleks,belajar cara mengekspresikan diri dan menghadapi situasi yang rumit. Peran orang tua sebagai teladan juga sangat penting dalam membentuk karakter seorang anak,memberikan panduan yang jelas dan positif.
Dengan menjadi contoh-contoh yang baik, yang orang-orang dapat membantu anak mengembangkan empati, rasa moralitas yang kuat, dan tanggung jawab. Anak-anak dapat mengembangkan hubungan yang kuat dan sehat yang akan menjadi landasan masa depan seorang anak.
Aspek kunci dari perkembangan emosi pada anak-anak adalah belajar bagaimana mengatur emosi. Anak-anak melihat bagaimana orang tua mereka menampilkan emosi dan berinteraksi dengan orang lain, dan mereka meniru apa yang mereka lihat pada orang tua mereka dan yang telah dilakukan untuk mengatur emosi.
Temperamen seorang anak juga memainkan peran dalam regulasi emosi mereka, dipandu oleh gaya pengasuhan yang mereka terima. Sebagai contoh, anak-anak lebih rentan terhadap emosi negatif atau episode kemarahan sangat dipengaruhi oleh pengasuhan bermusuhan dan lalai, sering mengarah ke masalah perilaku bahkan lebih.
Kurangnya stimulasi dan dukungan dari orang tua dapat berkontribusi pada kesulitan akademis dan hambatan dalam perkembangan keterampilan sosial. Anak-anak yang mengalami kurangnya interaksi dengan orang tua cenderung menghadapi tantangan dalam perkembangan emosional, termasuk rendahnya tingkat kepercayaan diri dan peningkatan risiko masalah perilaku.
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang kurang berinteraksi dengan orang tuanya berisiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi di kemudian hari, karena anak yang kurang perhatian dari orang tua biasanya memiliki kadar serotonin yang lebih rendah. Padahal, serotonin adalah hormon yang dibutuhkan untuk memperbaiki suasana hati.
Penulis: Syifa Indria Jati, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta