JATENGKU.COM, SUKOHARJO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari jurusan Manajemen dan Administrasi Logistik sukses dalam melakukan program inovatif di Desa Kedungwinong, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan ini berkaitan dalam pengolahan feses limbah kambing menjadi pupuk organik cair serta sosialisasi cara pembuatannya kepada para peternak desa Kedungwinong. Dengan tugas utama dalam pengadaan alat dan bahan baku, mahasiswa logistik memastikan kelancaran pengadaan alat dan bahan baku untuk proses produksi pupuk organik tersebut.

Dalam program kerja multidisiplin ini, Fany Kanja (21) bertanggung jawab atas penyediaan berbagai kebutuhan, mulai dari wadah pengolahan, bahan fermentasi, feses kambing, alat pengaduk, alat penutup fermentasi, wadah jadi pupuk organik cair, alat penyaringan, hingga peralatan dan bahan pendukung lainnya. Pengadaan dilakukan dengan prinsip manajemen rantai pasok yang efektif, memastikan seluruh alat dan bahan tersedia tepat waktu dalam jumlah yang cukup.

Dokumentasi Mahasiswa KKN dan Peternak Desa Kedungwinong.

“Kami menerapkan strategi logistik untuk memastikan kelancaran bahan baku tanpa menghambat proses produksi pupuk organik cair (POC),” ujar Fany Kanja (21) mahasiswa yang terlibat dalam tim logistik.

Setelah bahan dan alat tersedia, proses pengolahan diawali dengan mengumpulkan feses kambing dari peternak setempat. Limbah ini kemudian akan dicampur dengan bahan fermentasi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Melalui tahapan fermentasi yang tepat, feses kambing diproses menjadi pupuk organik cair yang kaya akan nutrisi bagi tanah dan tanaman.

Selain produksi, mahasiswa sekaligus memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai teknik pembuatan pupuk organik cair. Masyarakat diajarkan bagaimana memanfaatkan limbah ternak secara maksimal agar tidak mencemari lingkungan, serta dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomis.

Dorongan dalam manajemen logistik yang efektif oleh mahasiswa menjadi salah satu keberhasilan dalam program kerja multidisiplin ini. Pengadaan bahan baku yang terorganisir dengan baik dapat mendukung kelancaran proses pengolahan pupuk organik cair. Dengan inovasi ini, diharapkan Desa Kedungwinong dapat terus mengembangkan produksi pupuk organik secara mandiri, menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan pertanian yang lebih berkelanjutan.

Disusun Oleh: Fany Kanja Syarifah, Mahasiswa Manajemen dan Administrasi Logistik, Sekolah Vokasi, Universitas Diponegoro

Editor: Handayat

Tag