JATENGKU.COM, WONOGIRI — Menjadi salah satu program kerja Tim 1 KKN Desa Ngunggahan selama empat puluh hari kerja, Afif selaku mahasiswa S1 Akuntansi memberikan panduan menghitung harga pokok produksi (HPP) kepada pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di sekitar Dusun Desa Ngunggahan, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jumat (24/01/2025).
Selama empat puluh hari kerja, TIM 1 KKN UNDIP Desa Ngunggahan telah melaksanakan setidaknya dua puluh dua program kerja di Desa Ngunggahan. Program kerja Tim 1 KKN UNDIP tersebut terdiri dari dua puluh program kerja keilmuan dan dua program kerja multi keilmuan. Salah satu program kerja keilmuan yang diusung adalah panduan perhitungan harga pokok produksi (HPP) yang menyasar pelaku UMKM sekitar Dusun Desa Ngunggahan.
Program kerja ini dilaksanakan mengikuti saran dan arahan dari Kepala Desa Ngunggahan, Widiyanto, agar memberikan literasi manajemen keuangan kepada para pelaku UMKM yang banyak melakukan aktivitas produksi rumahan yang kemudian hasil produksinya dijual ke setiap Dusun di Desa Ngunggahan, Pasar Eromoko, dan menerima pesanan hingga ke luar kota.
Program kerja keilmuan ini mendapat dukungan dari Kepala Seksi Pelayanan Desa Ngunggahan, Asriyadi, yang menyoroti pentingnya edukasi dalam menghitung harga jual bagi produsen rumahan. “Masih ada produksi rumahan yang belum tahu bagaimana cara menghitung harga jual, yang penting hari ini ada modal buat produksi, jual ke pasar, syukur-syukur kalau bisa untung, terkadang hanya cukup untuk menutupi modal, kalau rugi juga mereka gak tahu,” ujar Asriyadi.
Harga Pokok Produksi (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS) adalah harga minimal yang dibutuhkan oleh pelaku usaha untuk menutupi biaya produksi atau pengadaan produk. HPP mencakup biaya bahan baku, biaya pendukung, biaya overhead, dan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk.
Biaya bahan baku mencakup biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan yang digunakan dalam produksi, seperti garam, tepung, atau plastik. Biaya pendukung mencakup pengadaan kemasan dan perlengkapan lainnya, sedangkan biaya overhead adalah biaya yang mendukung aktivitas produksi, seperti listrik atau minyak goreng. Biaya tenaga kerja melibatkan gaji karyawan yang bekerja langsung dalam proses produksi.
Untuk menghitung HPP, semua biaya terkait tersebut dijumlahkan, kemudian dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan, sehingga diperoleh nilai harga pokok produksi per produk. Setelah itu, marjin kontribusi dihitung sebagai selisih antara harga jual dan HPP, yang penting untuk menentukan apakah suatu produk dapat menghasilkan laba atau tidak. Marjin kontribusi yang positif menunjukkan bahwa harga jual sudah mencakup biaya produksi dan menghasilkan keuntungan, sedangkan marjin negatif menunjukkan potensi kerugian. Dengan memahami perhitungan ini, pelaku usaha dapat menetapkan harga jual yang sesuai untuk mencapai keuntungan yang diinginkan.
Program kerja Tim 1 KKN UNDIP di Desa Ngunggahan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM, dengan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya manajemen keuangan yang baik. Dengan menguasai perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP), para pelaku usaha dapat lebih cermat dalam menentukan harga jual yang kompetitif dan mengelola keuangan usahanya dengan lebih efisien. Semoga kegiatan ini dapat menjadi langkah awal bagi kemajuan ekonomi di Desa Ngunggahan, serta mendorong pertumbuhan UMKM yang lebih berkelanjutan.