JATENGKU.COM, SUKOHARJOMahasiswa KKN TIM 1 UNIVERSITAS DIPONEGORO (UNDIP) melaksanakan program kerja multidisiplin Pembuatan Pupuk Organik dari Limbah Peternakan dari Feses Sapi Potong Sebagai Energi Alternatif.

Feses sapi potong merupakan limbah peternakan yang dapat menyebabkan pemanasan global atau efek gas rumah kaca. Salah satu mahasiswa Program Studi S1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) UNDIP Martin Sianturi melaksanakan ide untuk mengolah feses sapi potong menjadi pupuk organik sebagai energi alternatif untuk sektor pertanian.

Pupuk organik adalah sarana untuk meningkatkan produktivitas pada sektor pertanian sebagai pengganti pupuk urea atau kompos biasa. Para peternak dan petani di Desa Pojok sangat antusias dengan program ini karena Desa Pojok adalah desa yang memiliki lahan pertanian luas serta terdapat beberapa peternakan yang limbahnya belum dimanfaatkan sebagai energi.

Peluang besar ini dapat meningkatkan usaha peternak dan petani sebagai pundi-pundi rupiah karena dengan modal kecil dapat menghasilkan pupuk organik bernilai jual tinggi. Limbah feses sapi yang diolah dapat menunjang kebersihan kandang serta kenyamanan hewan ternak. Hewan ternak yang nyaman akan berproduktivitas dengan baik dan dapat mewujudkan kedaulatan pangan bangsa.

“Bagus juga inovasi ini, bisa membantu peternak sekaligus petani. Peternak kandangnya jadi lebih bersih dan terawat, petani tanamannya jadi subur” Ungkap salah satu petani Desa Pojok

Bapak Lurah Desa Pojok sangat mendukung program ini untuk dapat membuka inspirasi masyarakat agar dapat berwirausaha dan menunjang ekonomi desa.

Foto bersama mahasiswa KKN UNDIP dengan warga dan petani Desa Pojok sebagai tanda keberhasilan program pengolahan pupuk organik berbasis limbah peternakan. (Dokumentasi: Martin Sianturi)

Gas metana (CH4) dalam feses sapi potong dapat menimbulkan stress panas pada sapi yang menurunkan produktivitas dagingnya. Program ini sangat mendukung serta mewujudkan SDG No. 2 yaitu Zero Hunger serta SDG No. 7 Affordable and Clean Energy (Energi Bersih dan Terjangkau). Pupuk ini tidak mencemari lingkungan serta mudah dibuat dan dipasarkan.

Semoga program ini bermanfaat serta mendukung Ketahanan Pangan Nasional Indonesia.

Penulis: Martin Sianturi

Editor: Handayat

Tag