JATENGKU.COM — Jika kita bicara tentang Bank Syariah, banyak orang yang langsung mengaitkan dengan sistem keuangan yang bebas dari riba. Tapi dibalik itu semua, sebenarnya hal lain yang menjadi fondasi operasional Bank Syariah yaitu penghimpunan dana dari masyarakat, dan salah satu produk utamanya adalah produk tabungan syariah.
Tapi masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perbedaan antara tabungan syariah dengan tabungan konvensional, serta manajemen di balik itu semua. Sehingga manajemen tabungan syariah membutuhkn strategi yang lebih tepat agar bisa menjangkau lebih banyak masyarakat dan bersaing secara kompetitif di tengah dominasi bank konvensional.
Mengenal Tabungan Syariah
Tabungan syariah secara fungsi, sama dengan tabungan pada umumnya, yaitu sebagai tempat menyimpan dana. Namun, yang membedakan adalah dasar hukumnya. Dalam tabungan syariah, tidak dikenal yang namanya sistem ‘bunga’. Sebagai gantinya, bank syariah menggunakan akad-akad yang sesuai dengan prinsip Islam, di antaranya:
- Wadiah yad Dhamanah (Titipan dengan jaminan)
Yang dimaksud titipan dengan jaminan yaitu nasabah menitipkan dananya ke bank, dan bank bertanggung jawab atas keamanan dana tersebut. Bank boleh menggunakan dana tersebut, dan saat memberikan bonus, itu bersifat sukarela (tidak dijanjikan di awal).
- Mudharabah Mutlaqah (Bagi Hasil)
Sistem bagi hasil yaitu nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal), dan bank sebagai pengelola (mudharib). Keuntungan dibagi sesuai rasio (nisbah) yang disepakati. Jika terjadi kerugian dan bukan karena kelalaian bank, maka nasabah turut menanggung kerugian tersebut.
Mengapa Tabungan Penting bagi Bank Syariah?
Tabungan sangat penting bagi bank syariah karena dana dari produk tabungan adalah salah satu sumber utama pembiayaan dalam bank syariah. Karena dana tersebut kemudian disalurkan ke berbagai sektor usaha produktif seperti UMKM, atau pembiayaan konsumtif halal. Dan semakin besar dana yang dihimpun, maka semakin besar pula potensi kontribusi bank terhadap pembangunan ekonomi masyarakat/umat.
Tantangan dalam Pengelolaan Tabungan Syariah
Meskipun bank syariah memiliki potensi besar, tetap terdpat beberapa tantangan yang masih harus dihadapi oleh bank syariah dalam mengelola produk tabungan. Yaitu rendahnya pemahaman masyarakat terhadap konsep syariah dalan produk keuangan, karena mereka berfikir tidak ada bedanya atau sama dengan bank konvensional lainnya. Lalu produk yang terlalu mirip dengan bank konvensional, karena hanya berbeda pada istilah akad. Serta persaingan ketat dari bank konvensional yang gencar dalam promosi dan fitur layanannya.
Strategi Manajemen Penghimpunan Dana
Agar dapat menghimpun dana dengan optimal, bank syariah perlu menerapkan strategi yang lebih efektif, seperti:
- Inovasi produk tabungan
Adanya pengembangan jenis-jenis tabungan seperti tabungan haji, tabungan qurban, tabungan wakaf, tabungan pendidikan, dan tabungan lainnya yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
- Peningkatan literasi keuangan kepada masyarakat
Yaitu dengan cara mengedukaasi masyarakat mengenai konsep tabungan syariah, jenis akad, dan kelebihannya dibanding dengan produk konvensional.
- Meningkatkan pelayanan dan kepercayaan nasabah terhadap produk syariah
Meningkatkan pelayanan dan kepercayaan nasabah bisa dengan cara transparasi akad, pelayanan yang baik, internet banking, dan insentif yang adil untuk memperkuat loyalitas nasabah terhadap bank syarih.
- Digitalisasi layanan perbankan
Dengan menghadirkan atau mengadakan aplikasi mobile banking, internet banking, dan integrasi dengan QRIS agar tidak hanya menarik perhatian orang dewasa, tetapi juga untuk menarik minat generasi muda untuk menabung di bank syariah.
Penulis: Nia Laili Ramadhani, Mahasiswi Universitas Tazkia Bogor