JATENGKU.COM, SUKOHARJO — Limbah peternakan, seperti kotoran sapi dan kambing, selama ini sering menjadi sumber pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Bau yang tidak sedap dan potensi penyebaran penyakit menjadi masalah serius, terutama di daerah-daerah dengan kepadatan peternakan yang tinggi.
Melalui program KKN ini, tim UNDIP berhasil mengubah limbah tersebut menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan dan bermanfaat bagi pertanian. Pembuatan pupuk ini menggunakan metode pengomposan yang tepat untuk memastikan bahwa limbah peternakan terurai secara sempurna dan tidak meninggalkan residu berbahaya.
Dampak kesehatan dari inovasi ini sangatlah nyata. Pertama, pengelolaan limbah peternakan yang baik mengurangi risiko penyebaran penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
Dengan mengolah limbah peternakan menjadi pupuk, kami meminimalkan kontak langsung antara manusia dengan kotoran hewan yang mungkin mengandung bakteri atau parasit berbahaya.
Kedua, Penggunaan pupuk organik ini juga mendukung pertanian sehat. Pupuk organik tidak mengandung bahan kimia berbahaya seperti pupuk sintetis, sehingga mengurangi risiko paparan zat kimia beracun pada petani dan konsumen.
Inovasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, terutama para petani dan peternak di desa setempat. Bapak Sutrisno, seorang peternak di Desa Pojok, mengungkapkan bahwa edukasi mengenai dampak kesehatan pembuatan pupuk organik dari limbah peternakan ini membuat beliau lebih sadar akan dampak kesehatannya.
Melalui inovasi ini, Universitas Diponegoro membuktikan komitmennya dalam berkontribusi bagi masyarakat melalui penelitian dan pengabdian yang berdampak nyata.
Pembuatan pupuk organik dari limbah peternakan tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Penulis: Multazamy Atiqurrohman, Mahasiswa Kedokteran Universitas Diponegoro