JATENGKU.COM — Pendidikan merupakan seluruh pengetahuan belajar yang terjadi sepanjang hayat dalam semua tempat serta situasi yang memberikan pengaruh positif pada pertumbuhan setiap individu. Pendidikan sangat berpengaruh dalam mencapai kemampuan yang dimiliki, karena tanpa pendidikan manusia tidak akan sempurna (Desi Pristiwanti: 2022). Manusia adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara waktu ke waktu lain. Semuanya berlangsung sesuai dengan takdir Allah yang berlaku bagi setiap makhluknya (Muhammad Idris Jauhari: 2005).
Apabila diamati perjalanan hidup manusia, sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia selalu kita lihat adanya perubahan-perubahan yang hampir sama antara orang yang satu dengan orang yang lain. Terutama yang tampak dalam tubuhnya sehingga seakan-akan ada batas-batas yang sama pula selama dalam perjalanan itu. Secara mudahnya, para pakar psikologis membagi hidup manusia menjadi beberapa fase: fase bayi, fase balita, fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, sampai pada fase tua (Muhammad Idris Jauhari: 2005).
Timbulnya gejolak remaja jiwa difase remaja disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor lingkungan karena lingkungan sangat berpengaruh pada anak. Jika dia tumbuh dan berkembang dilingkungan masyarakat yang buruk, maka perilakunya tidak jauh berbeda begitu juga sebaliknya jika tumbuh dan berkembang dilingkungan masyarakat yang baik maka akan jadi anak yang baik pula. Namun disisi positifnya, anak akan termotivasi untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru dari teman yang baik dan mengikuti langkah teman yang perilakunya deapat di contoh.
Pembinaan orang tua merupakan faktor penting untuk memperbaiki dan membentuk generasi yang baik. Komunikasi dan keharmonisan antar anggota keluarga merupakan salah satu bentuk dari pengaruh baik terhadap keadaan remaja untuk belajar tenang dan memiliki prestasi yang baik. Selain itu, pengajaran pendidikan agama sejak dini penting sering dilupakan oleh orang tua sekarang, karena menyibukkan pekerjaan dari pada anaknya.
Padahal dengan pendidikan agama, remaja dapat lebih berhati-hati dan memiliki iman yang kuat untuk tidak terjerumus pada jalan yang menyesatkan, sebagaiman jiwa remaja yang mudah goyah oleh sedikit godaan. Maka, remaja yang berada ditengah-tengah keluarga broken home, atau orang tua yang memanjakan anaknya secara berlebihan, serta minimnya pendidikan agama yang ada dalam diri remaja, akan menjadi faktor penyebab kenakalan remaja yang akhirnya mempengaruhi semangat belajar di sekolah sehingga prestasi yang dia raih tidak memuaskan.
Jadi saya ingin membuat artikel yang menarik dengan judul “Pengaruh Masa Remaja Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pendidikan.
Manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya, baik dari fisik ataupun psikis. Keduanya mengalami perkembangan mulai manusia dilahirkan sampai usia tua (S. Willis, Sofyan: 1998).
Masa remaja merupakan salah satu fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikologis atau disebut masa peralihan, karena pada masa ini manusia akan mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja. Dalam kamus psikologi, diuraikan bahwa masa remaja (adolesensi) dalam periode antara pubertas dan kedewasaan (J. P. Chaplin: 2002).
Masa puber diistilahkan sama dengan masa remaja, sedangkan dalam buku berjudul Manajemen Gejolak, karya Dr. Akran Ridha dituliskan bahwa masa puber atau balligh adalah permulaan berfungsinya organ reproduksi yang diiringi berbagai perubahan fisik dan kejiwaan (mental), baik sekala internal maupun eksternal, sedangkan masa remaja adalah masa kedewasaan. (Rofin, Mudrikah: 2009).
Masa remaja juga merupakan ujian, yang mana masa penuh tantangan, masa sukar dimengerti yang harus dipahami, masa bergelora yang harus diselami, baik oleh pemuda atau siapa saja yang berkepentingan dengannya (Ummi Kulstum Syahlan: 2005).
Ciri-ciri masa remaja pada umumnya memiliki ego yang tinggi, mandiri, suka berteman dengan seusianya, bertanggung jawab (Abu Ahmadi, Munawar Shaleh: 2003).
Tak lupa pula kebutuhan yang dipergunakan remaja seperti: kebutuhan biologis, psikis, sosial. Dikaitkan dengan motivasi belajar tentunya yang merupakan daya penggerak yang telah menjadi aktif, tetapi aktif saat-saat tertentu. Terutama ketika kebutuhan mendesak (Wasty Soetomo: 2006).
Menurut Mc. Donald motivasi adalah perubahan energy dalam seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan yang didahului tanggapan terhadap tujuan (Sardiman: 1996). Sedangkan menurut syam motivasi adalah suatu pernyataan yang komplek didalam organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan atau perangsang (Purwanto: 2002).
Berikut ini adalah fungsi dari motivasi: mendorong manusia untuk berbuat sesuatu kebaikan, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Ini prinsip dalam motivasi belajar untuk mendorong siswa berdasarkan yang demokratis. Prinsip motivasi harus dilakukan oleh seorang guru (Oemar Hamalik: 2002). Siswa yang mempunyai ciri sebagiman berikut adalah siswa yang termotivasi diantaranya: berkompetensi, menyelesaikan tugas dengan baik dan benar, disiplin, dan aktif dalam kelas.
Jadi pengaruh masa remaja terhadap motivasi belajar dalam pendidikan dapat meningkatkan semangat belajar, konsentrasi belajar, keaktifan belajar siswa, dan mewujudkan siswa berpikir kreatif.
Kesimpulannya masa remaja merupakan masa yang penuh ujian dan tantangan sehingga harus dikaitkan dengan motivasi belajar. Motivasi belajar selalu membuat siswa sangat semangat dalam belajar karena telah memilik motivasi yang sangat baik bagi dirinya.
Daftar Referensi
Abu Ahmadi dkk, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta: 2003.
Desi Pristiwanti dkk, Pengertian Pendidikan, Jurnal Pendidikan Konseling Volume 4 Nomor 6 Tahun 2022.
- P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Muhammad Idris Jauhari, Generasi Robbi Rodliya, Surabaya: Pustaka Hikamh 2005.
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung: Sinar Baru Al-Gensindo 2002.
Purwanto, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya: 2002.
Rofin Mudrikah, Remaja Dalam Pelukan Dosa, Jawa Timur: Darul Hikmah 2009.
- Willis dkk, Problema Remaja dabn Pencegahannya, Bandung: Angkasa 1998.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali 1996.
Ummi Khultsum Syahlan, Cerdas Sih Gue Banget, Yogyakarta: Media Insani 2005
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Oleh: Eisti Bariroh (Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)