JATENGKU.COM, SUKOHARJO — Dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan mengatasi krisis air yang kerap terjadi, Mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) melaksanakan kegiatan sosialisasi mengenai pemanenan air hujan di Desa Kedungwinong.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada warga setempat tentang cara-cara praktis dan efektif dalam memanfaatkan air hujan sebagai sumber daya alternatif, terutama di musim kemarau.
Desa Kedungwinong, yang terletak di daerah yang sering menghadapi musim kemarau panjang, telah lama mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.
Sungai yang kerap surut, sumur yang mulai mengering, serta sawah yang terancam kekeringan menjadi permasalahan utama yang dihadapi masyarakat setempat.
Menanggapi hal tersebut, salah satu mahasiswa KKN, Givenda Valendra Sidiq, merancang sebuah sistem pemanenan air hujan yang sederhana namun efektif untuk menampung, menyaring, dan mendistribusikan air hujan ke seluruh rumah tangga.
Selama pelaksanaan sosialisasi, terlihat antusiasme yang tinggi dari para warga. Warga sangat tertarik dan aktif bertanya mengenai berbagai aspek teknis pemanenan air hujan.
Selain itu, para ibu rumah tangga juga sangat tertarik dengan cara-cara mudah untuk menyaring dan menampung air hujan yang bisa digunakan untuk mencuci, mandi, dan bahkan untuk keperluan dapur.
“Ini sangat praktis dan bisa mengurangi penggunaan air dari sumur yang semakin sedikit. Saya akan mencoba buat sistem pemanenan ini di rumah,” ungkap Ibu Fitri, salah satu peserta sosialisasi.
Setelah sambutan, Givenda langsung memulai pemaparan materi dengan menggunakan alat peraga yang sederhana. Dia menjelaskan tentang tahapan penting dalam memanen air hujan, yang pertama Penyaringan Air Hujan bertujuan untuk menghilangkan kotoran atau partikel yang terbawa saat hujan turun, warga diajarkan untuk membuat alat penyaring dengan menggunakan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan di sekitar rumah.
Kedua, Penampungan Air Hujan, dalam bagian ini menunjukkan bagaimana cara membuat tampungan air hujan yang kedap udara menggunakan drum atau wadah lainnya untuk menjaga agar kualitas air tetap terjaga.
Ketiga, Distribusi Air tahapan ini menjelaskan cara mendistribusikan air yang sudah disaring kepada kebutuhan rumah tangga atau irigasi tanaman, dengan menggunakan sistem pipa sederhana yang bisa dihubungkan ke berbagai bagian rumah.
Setelah selesai melakukan sosialisasi dan demonstrasi, Givenda dan tim KKN menutup kegiatan dengan memberikan modul tentang cara memanen air hujan dan mengingatkan warga untuk memanfaatkan sumber daya ini dengan bijak.
“Kami berharap warga bisa memanfaatkan ilmu ini dengan sebaik-baiknya, sehingga Desa Kedungwinong dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan air,” ujar Lahinah menutup kegiatan.
Kegiatan sosialisasi ini berjalan sukses dan mendapatkan respons positif dari warga Desa Kedungwinong. Harapannya, masyarakat desa dapat mengimplementasikan pemanenan air hujan dengan baik dan menjadikannya sebagai solusi alternatif di tengah keterbatasan pasokan air bersih.