JATENGKU.COM, SEMARANG – Seiring dengan semakin berkembangnya sistem pembayaran digital di Indonesia, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro (Undip) menghadirkan inovasi bermanfaat di lingkungan kampus. Berlokasi di Kantin Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undip Tembalang, para mahasiswa KKN melakukan edukasi tentang penggunaan QRIS Soundbox kepada penjual dan pengguna kantin, sebagai bagian dari upaya mendukung literasi keuangan digital.

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa meskipun QRIS sudah umum digunakan, namun tidak semua pelaku UMKM memahami teknologi tambahan seperti soundbox, alat yang secara otomatis memberikan notifikasi suara saat transaksi berhasil. Melalui pendekatan langsung yang interaktif, mahasiswa KKN mengenalkan cara kerja, keunggulan, serta manfaat jangka panjang dari penggunaan QRIS Soundbox.
“Teknologi ini dirancang untuk membantu para penjual tetap fokus melayani pelanggan tanpa harus repot memeriksa ponsel setiap kali ada pembayaran. Notifikasi suara akan memberi tahu bahwa transaksi berhasil, jadi prosesnya lebih praktis dan aman,” jelas Aurellia Vania, mahasiswa Manajemen FEB Undip yang tergabung dalam tim KKN Tematik.
Dalam sesi edukasi yang dilakukan secara door-to-door di area kantin, tim KKN tidak hanya memberikan penjelasan lisan, tetapi juga membagikan leaflet edukatif berisi penjelasan qris soundbox, manfaat, serta salah satu tempat penyedia nya jika ingin sewa. Para penjual kantin pun terlihat antusias mengikuti penjelasan yang disampaikan.
Program edukasi ini tidak sekadar mengenalkan teknologi, tetapi juga menjadi bagian dari kampanye literasi digital di sektor mikro. Usaha kantin, meski berskala kecil, memiliki peran penting dalam aktivitas kampus sehari-hari dan menjadi cermin ekosistem UMKM di area pendidikan.
Dengan memperkenalkan QRIS Soundbox, tim KKN berharap para pelaku usaha kantin dapat merasakan manfaat langsung dari digitalisasi transaksi. Di sisi lain, pengguna—dalam hal ini mahasiswa—juga ikut terbiasa dengan sistem pembayaran non-tunai yang lebih aman, transparan, dan efisien.
“Kami ingin menciptakan perubahan kecil namun berkelanjutan. Melalui edukasi ini, kami berharap para pedagang lebih percaya diri dalam memanfaatkan teknologi, dan konsumen merasa nyaman karena proses transaksi lebih cepat dan jelas,” tambah Aurellia.
“Digitalisasi bukan hanya tren, tapi kebutuhan. Kami ingin membiasakan semua pihak untuk lebih siap menghadapi era serba digital, termasuk dalam urusan kecil seperti transaksi di kantin,” tambah Aurellia.
Dengan semangat edukatif dan kolaboratif, program ini menjadi contoh nyata kontribusi mahasiswa dalam menjembatani kesenjangan digital, khususnya bagi pelaku usaha mikro. Ke depannya, diharapkan penggunaan QRIS Soundbox semakin meluas dan membantu terciptanya ekosistem transaksi yang lebih efisien, aman, dan transparan.
Penulis: Aurelia Vania
DPL: Dr. Fitriyono Ayustaningwarno S.TP., M.Si.