JATENGKU.COM, KABUPATEN SEMARANG — Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro yang bertugas di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, melaksanakan dua program kerja utama yang diarahkan untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat desa. Kedua program tersebut adalah Sosialisasi Katering Aqiqah Berbasis Potensi Lokal dan Digitalisasi Pemasaran Kerajinan Bambu.
Program pertama, yakni sosialisasi katering aqiqah, diselenggarakan bersama ibu-ibu PKK Desa Kesongo. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan peluang usaha berbasis potensi lokal, khususnya dari sektor peternakan kambing yang banyak dimiliki oleh warga. Dalam sosialisasi ini, mahasiswa tidak hanya memberikan pemaparan terkait syariat aqiqah, standar pengelolaan katering, dan strategi usaha sederhana, tetapi juga membagikan leaflet sosialisasi katering aqiqah. Leaflet ini berisi informasi ringkas mengenai tata cara ibadah aqiqah, peluang usaha katering, serta contoh pengemasan produk, sehingga bisa menjadi bahan bacaan yang mudah dipahami dan disimpan oleh peserta setelah kegiatan selesai.

Program kedua adalah digitalisasi pengrajin bambu, yang dilaksanakan pada kesempatan berbeda dengan melibatkan kelompok pengrajin di desa. Program ini difokuskan pada peningkatan akses pemasaran produk kerajinan bambu. Mahasiswa menyusun booklet pengarahan digitalisasi yang berisi panduan sederhana mengenai pentingnya pemasaran online, cara memanfaatkan media sosial, dan strategi awal untuk mengenalkan produk ke konsumen digital. Selain itu, mahasiswa juga membuat katalog digital produk bambu yang memuat dokumentasi foto-foto produk beserta deskripsi singkatnya. Katalog ini tidak hanya bisa digunakan untuk promosi online melalui akun Instagram resmi yang telah dibuat, tetapi juga dapat dibagikan secara offline dalam format cetak maupun file digital.
Melalui kedua program ini, mahasiswa KKN berupaya menghadirkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat desa. Sosialisasi katering aqiqah menjadi langkah awal dalam memperkenalkan model usaha baru berbasis potensi lokal, dengan dukungan media leaflet sebagai pegangan. Sementara itu, digitalisasi pengrajin bambu menjadi pintu masuk bagi masyarakat untuk mengenal strategi pemasaran modern, dengan adanya booklet pengarahan dan katalog digital sebagai sarana pendukung.
Dengan adanya kedua program ini, Desa Kesongo diharapkan dapat semakin mengoptimalkan potensi lokal yang dimiliki, sekaligus perlahan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan tren pasar, sehingga mampu membangun sistem ekonomi desa yang lebih mandiri, kreatif, serta berdaya saing.









