JATENGKU.COM — Pendidikan di era digital mengubah paradigma, di mana pendidik bukan lagi sebagai sumber belajar utama tetapi menjadi fasilitator yang mendukung dalam perkembangan peserta didiknya. Pendidikan era digital membentuk kecakapan hidup melalui teknologi, informasi, dan komunikasi (Sucipto, 2024). Dalam era digital yang kian lama semakin berkembang, teknologi menjadi salah satu pendorong dalam perubahan sistem pembelajaran diseluruh dunia, termasuk juga di Indonesia.

Kemunculan era digital atau teknologi mengakibatkan pendidikan nasional mengalami kemajuan yang pesat dan diharapkan semua elemen-elemen pendidikan bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman. Teknologi menjadi salah satu alat yang sangat berguna untuk meningkatkan peluang pendidikan tetapi dalam mencapai peluang tersebut ada tantangannya tersendiri. Tentunya dalam meningkatkan kualitas pendidikan bersasis teknologi era digital, tantangan tidak hanya berasal dari teknologi saja melainkan juga dari sumber daya manusia baik pendidik maupun peserta didik dalam elemen pendidikan.

Tantangan-tantangan terkait sumber daya manusia meliputi kemampuan, keterampilan, atau kapasitas dalam memahami dan menggunakan teknologi saat ini (Sucipto, 2024). Dalam hal ini, kemampuan pendidik dan peserta didik dalam menggunakan teknologi menjadi kendala yang cukup signifikan. Pendidik belum sepenuhnya terbiasa menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Alasan Pendidik belum sepenuhnya memahami atau menggunakan  teknologi yaitu kurangnya pelaksanaan pelatihan bagi pendidik tersebut . Peserta didik belum memiliki keterampilan yang cukup memadai juga dalam penggunaan teknologi. Selain itu, karakter atau sifat peserta didik tidak terbendung karena dalam menggunakan teknologi tidak ada pengawasan dari orang dewasa atau orang tuanya.

Adapun tantangan terkait teknologi atau era digital meliputi kesenjangan akses teknologi (digital) atau tidak meratanya kepemilikan teknologi bagi peserta didik dan pendidik; kurangnya kesiapan dalam penyediaan media atau sarana berbasis teknologi; dan jaminan keamanan privasi data (Sucipto, 2024).

Kesenjangan akses dalam konteks kesenjangan digital dalam pendidikan mengacu pada perbedaan dalam akses dan penggunaan teknologi digital, termasuk infrastruktur internet, perangkat keras dan lunak, serta keterampilan digital antara individu dan kelompok. Kesenjangan ini dapat terjadi di berbagai tingkat, mulai dari akses ke perangkat teknologi seperti komputer, laptop, atau tablet, hingga koneksi internet yang stabil dan terjangkau. Dalam konteks pendidikan, kesenjangan akses digital memiliki implikasi yang signifikan terhadap kesempatan pendidikan dan peluang kerja. Kesenjangan akses digital dalam pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah terpencil, menjadi tantangan yang perlu segera diatasi. Infrastruktur internet dan telekomunikasi yang terbatas atau tidak tersedia di beberapa daerah membatasi siswa dan guru dalam memanfaatkan teknologi digital untuk pendidikan (Sinambela dkk., 2024). Dalam hal ini, kesenjangan digital menjadi masalah utama karena tidak semua pendidik dan peserta didik mempunyai akses yang memadai untuk perangkat teknologi.

Penggunaan teknologi dalam pendidikan juga menghadirkan tantangan terkait keamanan dan privasi data. Kekhawatiran tentang keamanan dan privasi data semakin meningkat seiring munculnya penggunaan media platform pembelajaran online yang mempermudah akses pribadi pendidik dan peserta didik. Kekhawatiran akan penyalahgunaan data mengharuskan sekolah, institusi pendidikan, dan penyedia platform untuk menerapkan kebijakan dan praktik yang memastikan keamanan dan privasi data. Para pendidik diharapkan selektif dalam memilih sarana teknologi, menggunakan platform yang terpercaya seperti Google Classroom dan Google Meet. Prioritas keamanan mencakup perlindungan data pribadi dan akademik peserta didik, memastikan hanya pihak berwenang yang dapat mengakses data pembelajaran, dan mendidik peserta didik tentang pentingnya menjaga data privasi mereka (Sucipto, 2024).

Ada beberapa peluang besar penggunaan teknologi dalam proses pendidikan antara lain penggunaan teknologi dapat diakses dimana saja, tersedia berbagai macam aplikasi yang di gunakan dalam pendidikan., dan media pembelajaran digital memungkinkan personalisasi pembelajaran.

Pada pembelajaran era digital, penggunaaan teknologi dapat diakses dimana saja. Dalam hal ini, penggunaan teknologi dapat menciptakan kolaborasi yang efektif antara pendidik dan peserta didiknya. Pendidik dan peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran dan diskusi secara tidak tatap muka atau jarak jauh. Peserta didik juga dapat melaksanakan proyek kerja atau tugas kelompok dalam jarak jauh/via daring melalui forum diskusi online atau pertukaran ide melalui platform pembelajaran yang didukung teknologi digital. Adanya penggunaan teknologi menjadikan peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan akses internet, seperti e-learning, video pembelajaran, dan aplikasi mobile (Khasanah dkk., 2024).

Penggunaan teknologi dalam media pembelajaran digital memungkinkan personalisasi pembelajaran. Dengan adanya algoritma pembelajaran adaptif, media pembelajaran digital dapat menyesuaikan materi dan aktivitas pembelajaran sesuai dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan belajar siswa. Sistem ini dapat melacak perkembangan siswa dan memberikan umpan balik secara real-time, membantu siswa dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan menyediakan bahan pembelajaran tambahan yang relevan (Sakti, 2023). Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena mereka merasa percaya diri dalam menyelesaikan masalah atau menemukan solusi secara mandiri. Pembelajaran menjadi efektif karena memungkinkan peserta didik dalam belajar sesuai dengan kemampuan atau gaya belajar masing-masing. Dengan demikian, penggunaan teknologi dalam pendidikan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka.

Untuk mengatasi tantangan dan mewujudkan peluang pendidikan berbasis teknologi di Indonesia, diperlukan kerjasama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan. Langkah-langkah kerjasama yang dapat diambil meliputi peningkatan infrastrukur pendidikan, memperbanyak pelatihan guru untuk penggunaan teknologi digital, mengembangkan kurikulum yang relevan untuk masa kini, memfasilitasi pemberdayaan akses peserta didik, dan peningkatan keamanan privasi data.

Daftar Pustaka

Khasanah, R., Risdayatie, D., Pratiwi, D. S., & Rustini, T. (2024). Peluang Dan Tantangan Teknologi Dalam Pembelajaran Bagi Pendidikan Indonesia. Sindoro: Cendikia Pendidikan, 4(9), 1–10. https://doi.org/10.9644/sindoro.v4i9.3537

Sakti, A. (2023). Meningkatkan Pembelajaran Melalui Teknologi Digital. Jurnal Penelitian Rumpun Ilmu Teknik, 2(2), 212–219. https://doi.org/10.55606/juprit.v2i2.2025

Sinambela, S. M., Lumbantobing, J. N. Y., Saragih, M. D., Mangunsong, A. F., Nisa, C., Simanjuntak, J. P., & Jamaludin, J. (2024). Kesenjangan Digital dalam Dunia Pendidikan Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang: Studi Kasus di SMP N 35 Medan. Jurnal Bintang Pendidikan Indonesia, 2(3), 15–24. https://doi.org/10.55606/jubpi.v2i3.3003

Sucipto. (2024). Tantangan Dan Peluang Implementasi Pembelajaran Berbasis Teknologi Di Era Digital. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra Bakti, 11(3), 902–916. https://doi.org/10.38048/jipcb.v11i3.4192

Ditulis oleh Nafiesa Ulul Azmi Muthmainah
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Editor: Handayat

Tag