JATENGKU.COM, Yogyakarata — Universitas Negeri Yogyakarta melalui program Pendidikan dan Pembangunan Berkelanjutan menyelenggarakan proyek aksi nyata dengan kegiatan penanaman mangrove di Pantai Baros, Yogyakarta pada tanggal 7 November 2025. Kegiatan ini secara spesifik mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 13 (Aksi Iklim) dan nomor 14 (Kehidupan di Bawah Air). Proyek ini bertujuan mengintegrasikan pembelajaran akademik dengan pengabdian masyarakat serta konservasi lingkungan laut untuk mitigasi perubahan iklim dan pelestarian ekosistem pesisir.
Mangrove adalah salah satu ekosistem pesisir yang paling produktif dan penting secara ekologis. Mereka berfungsi sebagai penyerap karbon (carbon sink) yang efektif, menyimpan karbon dalam jumlah besar dalam biomassa dan sedimen, sehingga berkontribusi signifikan terhadap mitigasi perubahan iklim global (Putri, 2025). Selain peran mereka dalam penyerapan karbon, mangrove berfungsi sebagai pelindung pesisir terhadap gelombang pasang dan abrasi akibat kenaikan permukaan laut, yang merupakan dampak dari perubahan iklim (Adyasari, 2021).

Dengan ini,konservasi mangrove secara langsung membantu pencapaian tujuan SDG 13 dalam mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan komunitas pesisir. Lebih jauh lagi, mangrove menyediakan habitat kritikal bagi berbagai jenis flora dan fauna laut, termasuk sebagai tempat pemijahan dan tempat tumbuhnya larva ikan. Keberadaan mangrove menjamin kelangsungan ekosistem laut yang sehat dan beragam, sehingga selaras dengan tujuan SDG 14 untuk menjaga dan menggunakan sumber daya laut secara berkelanjutan (UNAIR, 2024). Penanaman kembali mangrove di Pantai Baros membantu mengembalikan fungsi ekologis yang terganggu, serta meningkatkan kualitas perairan dan keanekaragaman hayati laut.
Pendidikan dan Aksi Nyata sebagai Pendekatan Berkelanjutan Proyek ini bukan hanya aktivitas fisik menanam pohon mangrove, melainkan sebuah pendekatan pendidikan berkelanjutan yang mendekatkan peserta didik pada realitas ekologi dan sosial masyarakat pesisir. Melalui pembelajaran di lapangan, mahasiswa tidak hanya memperoleh wawasan ilmiah tentang pentingnya ekosistem mangrove tetapi juga merasakan secara langsung tantangan dan manfaat pelestarian ini.
Sejalan dengan pendekatan pendidikan berkelanjutan yang memadukan teori dan praktik, sehingga mendorong pemahaman yang lebih mendalam dan perubahan sikap positif terhadap lingkungan (Saidah, 2025). Keterlibatan komunitas lokal dalam kegiatan ini juga sangat penting. Pelibatan ini menumbuhkan kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan sekaligus membangun kapasitas adaptif masyarakat menghadapi perubahan iklim (Putri, 2025). Edukasi yang berbasis komunitas memungkinkan untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan konservasi yang berkelanjutan, sehingga aksi mangrove ini dapat menjadi gerakan yang lebih luas dan terus berlangsung. Dampak Sosial dan Ekologis Kegiatan ini berdampak ganda, yaitu dari sisi lingkungan dan sosial. Secara ekologis, penanaman mangrove dapat membantu rehabilitasi lingkungan pesisir yang mendegradasi akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Mangrove yang sehat membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut dan mengurangi risiko bencana alam seperti banjir dan erosi.
Secara sosial, kegiatan ini mengedukasi mahasiswa dan masyarakat sekitar tentang pentingnya pelestarian lingkungan dan perubahan iklim, meningkatkan partisipasi aktif mereka dalam isu-isu keberlanjutan. Menurut laporan dari Universitas Airlangga (UNAIR, 2024), model pengelolaan ekosistem laut yang melibatkan akademisi dan komunitas lokal menjadi kunci keberhasilan dalam pencapaian SDG 14 di Indonesia. Dengan peran serta aktif mahasiswa, kegiatan ini juga membangun kapasitas generasi muda sebagai agen perubahan yang sadar lingkungan dan mampu menerapkan solusi inovatif berbasis ilmu pengetahuan.
“Kegiatan ini sangat bagus, kami berharap setiap tahun semakin banyak mahasiswa dari UNY datang untuk menanam mangrove di sini. Karena ini kegiatan ini merupakan proyek mata kuliah SDG yang merupakan mata kuliah wajib umum di UNY,” ujar Riko koordinator penanaman mangrove sekaligus alumni UNY.
Kegiatan penanaman mangrove ini menegaskan komitmen Universitas Negeri Yogyakarta dalam mendorong peran aktif kampus dalam mendukung pencapaian SDGs secara nyata dan berkelanjutan. Diharapkan proyek serupa dapat dikembangkan secara berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya dalam menggabungkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat untuk tujuan pembangunan yang lestari.
Sumber Referensi
- Adyasari, D. (2021). Anthropogenic Impact on Indonesian Coastal Water and Marine Ecosystem. Journal of Marine and Coastal Studies, 9(4), 324-338.
- Putri, S.D.R. (2025). The Impact of Climate Change on SDGs 13 in the Indonesian Context. Indonesian Journal of Environmental Science, 15(2), 101-115.
- Universitas Airlangga (UNAIR). (2024). SDG 14: Life Below Water – Education and Community Engagement Initiatives. Impact UNAIR Report.
Dokumentasi kegiatan:
Nama Anggota Kelompok :
- Ellysa Mutmainah 19111241031
- Dian Prisilia Tely 20111244038
- Tsany Alfiyati 21111244018
- Amin Asjanah 22111241024
- Muqaddas Sajjad 24010830065










