JATENGKU.COM, BATANG – Pertanian dan perikanan menjadi dua sektor penting bagi masyarakat pedesaan yang bergantung pada kondisi lingkungan yang sehat dan produktif. Salah satu faktor yang sering diabaikan namun memiliki peran besar dalam keberhasilan kedua sektor tersebut adalah tingkat keasaman atau pH tanah dan air. Ketidakseimbangan pH dapat memengaruhi penyerapan nutrisi tanaman, pertumbuhan mikroorganisme tanah, hingga kesehatan ikan dalam sistem budidaya air.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro yang bertugas di Desa Tumbrep, Kabupaten Batang, melaksanakan kegiatan edukasi kimia terapan bertajuk “Pentingnya pH untuk Pertanian dan Aquaponik”. Kegiatan ini melibatkan ibu-ibu Dusun Tumbrep sebagai peserta utama. bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memantau dan menjaga pH tanah serta air, agar hasil pertanian dan perikanan dapat tetap optimal.
Program ini dijalankan dalam skema Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Tahun 2025, dengan tema besar “Mengembangkan Potensi, Menumbuhkan Mandiri: Sinergi Omah Tani dan Karang Taruna dalam Membangun Agroekowisata Digital Desa Tumbrep melalui Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa”
Dalam kegiatan tersebut, para peserta diajak memahami konsep dasar pH, mengenali dampak perubahan pH terhadap lingkungan pertanian dan perikanan, serta mencoba praktik langsung menggunakan kertas lakmus untuk mengukur pH tanah dan air aquaponik.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tanah di sekitar Desa Tumbrep memiliki pH berkisar antara 5,8–6,5, tergolong agak asam hingga netral. Sementara itu, air untuk sistem aquaponik memiliki pH 6,8–7,2, yang termasuk ideal bagi pertumbuhan ikan dan tanaman.
Ibu-ibu peserta tampak antusias mencoba mengukur pH tanah dan air mereka sendiri. Banyak yang mengaku baru mengetahui bahwa pH berpengaruh langsung terhadap kesuburan tanah dan keberhasilan panen.
“Saya baru tahu kalau pH tanah bisa berpengaruh ke hasil panen. Ternyata mudah juga cara ngeceknya,” ujar salah satu peserta dengan semangat.
Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi interaktif mengenai cara alami menjaga keseimbangan pH, dan pengelolaan air kolam. Melalui program ini, diharapkan masyarakat Desa Tumbrep dapat lebih mandiri dalam memantau dan menjaga kualitas lingkungan pertanian dan perikanan, sehingga dapat mendukung sistem pertanian dan aquaponik yang produktif, sehat, dan berkelanjutan.
Sebagai penutup, tim pelaksana menyampaikan ucapan terima kasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, yang telah mendanai program ini sesuai kontrak pelaksanaan kegiatan:
- Nomor: 062/C3/DT.05.00/PM/2025 (kontrak induk)
- Nomor: 360-11/UN7.D2.1/PM/V/2025 (kontrak turunan)
Program ini dilaksanakan oleh tim dosen pelaksana: Mj Rizqon Hasani, S.Hum., M.I.Kom. dan Dr. Adi Nugroho, M.Si. dari Universitas Diponegoro, serta Alfia Magfirona, S.T., M.T. dari Universitas Muhammadiyah Surakarta.










