JATENGKU.COM, DEMAK — Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) telah menyelesaikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama dua bulan di tiga desa pesisir di Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, yaitu Desa Margolinduk, Desa Morodemak, dan Desa Purworejo. Fokus utama dari kegiatan ini adalah penggalian potensi desa sebagai langkah strategis dalam memperkuat sektor UMKM dan meningkatkan daya jual produk lokal.
Ketiga desa ini terkenal sebagai penghasil olahan hasil laut dengan potensi ekonomi yang besar. Namun, sebagian besar pelaku UMKM di sana masih mengalami kendala dalam memasarkan produk mereka, terutama dalam hal promosi, kemasan yang kurang menarik, dan penggunaan teknologi digital.
Menjawab tantangan tersebut, para mahasiswa melakukan kegiatan penggalian potensi yang melibatkan pemetaan sumber daya desa, wawancara dengan pelaku usaha, serta observasi proses produksi tradisional. Tujuannya adalah untuk menemukan kekuatan lokal yang dapat dijadikan nilai jual utama produk.
Potensi seperti kerupuk ikan Morodemak, Rengginang hingga Terasi dari Desa Purworejo, menjadi fokus utama yang diangkat dalam kegiatan ini. Masing-masing memiliki ciri khas yang kuat, baik dari bahan baku, cara produksi, maupun nilai budaya yang melekat.
Proses penggalian potensi ini tidak hanya berhenti pada pencatatan, tetapi dilanjutkan dalam bentuk penyusunan profil produk yang lebih informatif dan menarik. Data yang dikumpulkan menjadi bahan utama dalam membangun narasi pemasaran produk-produk lokal agar lebih kompetitif di pasar yang lebih luas.
Sebagai wujud nyata dari kegiatan ini, mahasiswa merancang dan meluncurkan sebuah Web apps bernama “Bahari Demak”, sebuah platform digital yang berfungsi sebagai etalase online UMKM tridesa ini. Web apps ini menyajikan produk unggulan lengkap dengan bahan baku, P-IRT dan logo halal, serta informasi pemesanan.
Melalui platform ini, masyarakat luar daerah dapat dengan mudah mengenal dan membeli produk-produk khas dari ketiga desa. Web ini juga menjadi alat bantu pemasaran bagi UMKM lokal yang sebelumnya tidak memiliki media promosi daring.
Salah satu mahasiswa KKNT TIM 18, Fisti Anindya, turut terlibat dalam proses penggalian potensi desa yang menjadi dasar pengembangan konten dan strategi promosi digital. Temuan-temuan lapangan disusun menjadi narasi produk yang tidak hanya menjual barang, tetapi juga menjual nilai budaya dan kearifan lokal.
Langkah ini memperkuat posisi produk lokal sebagai komoditas yang tidak hanya berdaya jual, tetapi juga bernilai cerita. Hal ini terbukti efektif dalam membangun kedekatan emosional antara produk dan konsumen, terutama pada segmen pasar urban yang menggemari produk berbasis lokalitas.
Selain ekonomi, mahasiswa juga berkontribusi di bidang sosial kemasyarakatan. Program mitigasi bencana turut digelar untuk mengedukasi masyarakat mengenai potensi bencana pesisir seperti rob dan abrasi, serta langkah-langkah kesiapsiagaan yang harus dilakukan.
Kegiatan multidisiplin yang dijalankan mencakup pemetaan kebutuhan UMKM terkait desain dan kemasan produk, pengembangan konten promosi digital, serta penguatan struktur informasi dalam web apps. Semua pendekatan ini didasarkan pada hasil penggalian potensi yang dilakukan di awal program.
Pemerintah desa dan pelaku usaha menyambut baik kehadiran Web apps “Bahari Demak”. Mereka menilai platform ini menjadi solusi tepat dalam menjangkau pasar yang lebih luas tanpa harus bergantung pada pemasaran konvensional yang memerlukan biaya tinggi.
Mahasiswa juga menyelenggarakan pelatihan pengelolaan webapps dan strategi promosi digital sederhana untuk memastikan keberlanjutan pemanfaatan platform setelah masa KKN berakhir. Langkah ini mendorong kemandirian dan transformasi digital di tingkat desa.
Dampak kegiatan ini tidak hanya dirasakan pada aspek ekonomi, tetapi juga membangun kepercayaan diri pelaku UMKM lokal bahwa produk mereka layak bersaing di pasar luar desa, bahkan luar provinsi.
KKN Tridesa Kecamatan Bonang menjadi contoh nyata kolaborasi antara akademisi dan masyarakat yang menghasilkan solusi berbasis potensi lokal. Dari penggalian data, pendampingan UMKM, hingga peluncuran platform digital , semua dilakukan dengan pendekatan partisipatif dan berkelanjutan.
Kegiatan ini menjadi inspirasi bahwa pembangunan ekonomi desa harus dimulai dari pemahaman yang dalam terhadap potensi lokaldan dilanjutkan dengan strategi adaptif berbasis teknologi informasi.