JATENGKU.COM, SRAGEN — Muhammad Fahza Ramadhan, seorang mahasiswa jurusan Teknik Geologi Universitas Diponegoro, sedang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jeruk, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
Sebagai bagian dari kontribusinya dalam program ini, ia menginisiasi program kerja bertajuk “Mitigasi Potensi Area Rawan Longsor Desa Jeruk.” Program yang dilaksanakan bertujuan untuk mengidentifikasi serta memetakan wilayah rawan longsor guna mendukung perencanaan pembangunan berbasis mitigasi bencana.
Peta Rawan Longsor yang dihasilkan dari program ini dibuat berdasarkan hasil scoring parameter litologi, tata guna lahan, dan kelerengan, serta didukung oleh metode survei lapangan dan penginderaan jauh.
Desa Jeruk memiliki potensi lahan persawahan dan desa wisata yang sangat tinggi. Namun, wilayah ini juga menghadapi tantangan besar berupa ancaman tanah longsor yang dapat mengganggu aktivitas pertanian dan pariwisata.
Oleh karena itu, diperlukan upaya mitigasi yang terencana untuk menunjang keberlanjutan pengembangan potensi desa ini. Peta Rawan Longsor yang dibuat dalam program ini menjadi alat penting dalam mengidentifikasi wilayah dengan tingkat kerawanan longsor yang berbeda, mulai dari rendah, sedang, hingga tinggi.
Peta Rawan Longsor merupakan representasi visual dari potensi bahaya longsor berdasarkan kondisi geologi dan morfologi suatu wilayah. Peta ini berfungsi sebagai panduan bagi pemerintah desa dan masyarakat dalam menentukan langkah-langkah pencegahan serta perencanaan pembangunan yang lebih aman.
Dengan adanya peta ini, kawasan yang berisiko tinggi dapat dipantau lebih intensif, sementara pengembangan infrastruktur dapat diarahkan ke wilayah yang lebih stabil secara geologi. Selain itu, sektor pertanian juga mendapatkan manfaat dari peta ini, karena petani dapat menyesuaikan sistem pertanian mereka dengan mempertimbangkan tingkat kerawanan longsor di lahan mereka.
Dalam pelaksanaannya, proses pembuatan Peta Rawan Longsor diawali dengan pengumpulan data melalui survei lapangan untuk mengamati karakteristik geologi, struktur tanah, dan pola penggunaan lahan di Desa Jeruk. Penginderaan jauh digunakan sebagai metode tambahan untuk memperoleh data spasial yang lebih luas, sehingga analisis dapat dilakukan secara lebih akurat.
Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan metode scoring, yang memperhitungkan parameter litologi untuk memahami jenis batuan yang mendukung atau rentan terhadap longsor, tata guna lahan untuk mengetahui bagaimana aktivitas manusia mempengaruhi kestabilan tanah, serta kelerengan sebagai faktor utama dalam menentukan tingkat kerawanan suatu area terhadap longsor.
Setelah peta selesai dibuat, dilakukan diskusi terbuka dengan perangkat desa untuk membahas hasil pemetaan serta langkah-langkah mitigasi yang dapat diterapkan di wilayah rawan longsor. Diskusi ini menjadi wadah untuk menyampaikan rekomendasi yang berbasis data kepada pemerintah desa agar kebijakan pembangunan yang dibuat dapat lebih memperhatikan faktor keselamatan dan keberlanjutan lingkungan.
Beberapa langkah mitigasi yang disarankan dalam diskusi tersebut mencakup perbaikan sistem drainase untuk mengurangi erosi tanah, penerapan teknik pertanian konservatif guna menjaga kestabilan lereng, serta penguatan vegetasi di area dengan tingkat kerawanan longsor yang tinggi.
Keberadaan Peta Rawan Longsor ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi Desa Jeruk dalam mengurangi risiko bencana serta mendukung pengembangan potensi desa secara berkelanjutan.
Pemerintah desa dapat menggunakan peta ini sebagai dasar dalam menyusun rencana tata ruang yang lebih aman, sementara masyarakat dapat lebih memahami pentingnya mitigasi bencana dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya informasi yang jelas dan berbasis data, diharapkan langkah-langkah preventif dapat diterapkan secara efektif, sehingga Desa Jeruk dapat terus berkembang tanpa harus menghadapi dampak yang besar dari bencana longsor di masa depan.