JATENGKU.COM, KLATEN — Kelurahan Joton menghadapi tantangan besar dalam bidang kesehatan mental, dengan ditemukannya sejumlah warga yang mengalami kondisi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Situasi ini menjadi semakin kompleks di salah satu lingkungan RT, di mana setiap rumah memiliki anggota keluarga dengan gangguan jiwa.
Menanggapi hal tersebut, M.Sulthan Hafidz R mahasiswa KKN dari jurusan Psikologi melaksanakan program Screening Jiwa sebagai langkah awal dalam mendeteksi kondisi psikologis warga dan memberikan rekomendasi penanganan yang sesuai.
Pelaksanaan Screening Jiwa dilakukan melalui wawancara langsung dengan warga, observasi kondisi psikologis, serta penggunaan alat ukur kesehatan mental yang sesuai.
Hasil dari screening ini nantinya akan dikategorikan berdasarkan tingkat keparahan kondisi, sehingga dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan, pemerintah desa, dan keluarga dalam memberikan intervensi yang tepat.
Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental dan mengurangi stigma terhadap ODGJ.
Namun, dalam pelaksanaannya, program ini menghadapi beberapa tantangan, seperti kurangnya pemahaman warga terhadap kesehatan jiwa, keterbatasan tenaga profesional dalam mendampingi kasus-kasus yang terdeteksi, serta minimnya fasilitas kesehatan jiwa di tingkat desa.
Oleh karena itu, mahasiswa KKN juga menggandeng puskesmas setempat serta perangkat desa untuk merancang strategi jangka panjang, seperti program edukasi kesehatan mental, pendampingan keluarga ODGJ, dan advokasi kebijakan bagi layanan kesehatan jiwa di desa.

Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Kelurahan Joton semakin memahami pentingnya deteksi dini gangguan jiwa serta dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi penyintas gangguan mental.
Kolaborasi antara mahasiswa, tenaga kesehatan, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam membangun sistem dukungan yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas hidup ODGJ di wilayah tersebut.
“Sebagai bidan di Kelurahan Joton, saya melihat pentingnya deteksi dini dan dukungan bagi warga dengan gangguan jiwa. Kesehatan mental tidak bisa diabaikan, karena berdampak pada kesejahteraan individu dan keluarga. Kami terus berupaya memberikan edukasi serta pendampingan agar masyarakat lebih peduli dan tidak lagi memberi stigma terhadap ODGJ.” Ibu Sri Rohmani, Bidan di Kelurahan Joton.