JATENGKU.COM, KLATENMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) Zaydan Afro Mahiratama dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis menunjukkan komitmennya dalam upaya meningkatkan efisiensi sistem pembayaran bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Joton menggelar program Pendampingan Pembuatan QRIS bagi pelaku usaha lokal dan UMKM.

Program ini bertujuan untuk membantu UMKM beradaptasi dengan sistem transaksi digital, sehingga pembeli tidak lagi mengalami kendala dalam proses pembayaran.

Saat ini, mayoritas UMKM di Joton memiliki potensi bisnis yang baik, tetapi masih menghadapi tantangan dalam sistem pembayaran. Banyak pembeli yang kesulitan karena semakin jarang membawa uang tunai.

QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menjadi solusi praktis yang memungkinkan pembayaran dari berbagai aplikasi dompet digital dalam satu kode QR, sehingga transaksi menjadi lebih cepat, aman, dan efisien.

A person and person holding a paperAI-generated content may be incorrect.
Salah satu pelaku UMKM di Desa Joton, menunjukkan kode QRIS yang telah dibuat untuk usahanya. (Sumber: Dokumentasi Pribadi Zaydan Afro Mahiratama)

Zaydan Afro Mahiratama, mahasiswa Ekonomi Islam sekaligus koordinator program ini, menyampaikan bahwa digitalisasi sistem pembayaran adalah langkah penting bagi UMKM agar tetap kompetitif di era modern.

“Kami melihat bahwa masih banyak UMKM di Joton yang hanya menerima pembayaran tunai, padahal banyak konsumen kini lebih memilih transaksi digital. Dengan adanya QRIS, UMKM bisa lebih mudah menerima pembayaran dari berbagai aplikasi, tanpa perlu uang kembalian atau risiko uang palsu,” ujar Zaydan.

Dalam program ini, mahasiswa KKN memberikan pendampingan dari tahap awal, mulai dari sosialisasi manfaat QRIS, pendampingan pendaftaran melalui platform resmi Bank Indonesia, hingga edukasi cara penggunaan dan pengelolaan transaksi digital bagi para pelaku usaha.

Salah satu pelaku usaha, Ibu Bejo, yang bergerak di bidang kuliner, mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini. “Biasanya pelanggan saya kesulitan membayar karena tidak membawa uang tunai. Sekarang, dengan QRIS, mereka bisa bayar pakai HP, lebih praktis dan saya pun tidak perlu repot menyediakan uang kembalian,” katanya dengan antusias.

Program ini mendapatkan respons positif dari masyarakat dan pemerintah desa setempat, yang berharap semakin banyak UMKM memanfaatkan sistem pembayaran digital untuk meningkatkan daya saing mereka.

Dengan adanya pendampingan ini, mahasiswa KKN berharap UMKM di Desa Joton dapat lebih siap menghadapi perkembangan dunia usaha yang semakin digital, sekaligus meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam bertransaksi.

Editor: Handayat

Tag