JATENGKU.COM, SUKOHARJO – Mahasiswa Tim I Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) Periode 2024/2025 Desa Janggglengan telah memberikan edukasi dengan bertema Ketersediaan dan Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi yang Berkelanjutan dalam Pencegahan DBD (SDGs 6) kepada masyarakat Desa Jangglengan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya air bersih dan sanitasi dalam upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kegiatan utama dalam proker ini meliputi edukasi mengenai penyakit DBD dan cara pencegahannya, edukasi tentang sanitasi dan lingkungan, serta demonstrasi pengecekan dan filtrasi air. Program ini diikuti oleh 32 warga Dusun Jangglengan yang antusias dalam menerima materi yang disampaikan.
Pada sesi pertama, mahasiswa KKN UNDIP memberikan pemaparan terkait DBD, mulai dari penyebab, gejala, hingga langkah-langkah pencegahannya. Penyampaian materi dilakukan secara interaktif, sehingga masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga kebersihan lingkungan guna menghindari berkembangnya nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor DBD.
Selanjutnya, edukasi mengenai sanitasi dan lingkungan diberikan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan air dan lingkungan sekitar. Masyarakat diberikan wawasan mengenai bagaimana pengelolaan limbah rumah tangga yang baik serta cara menjaga kebersihan tempat penampungan air agar tidak menjadi sarang nyamuk.
Sebagai bentuk praktik langsung, dilakukan demonstrasi pengecekan kualitas air yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat. Dalam demonstrasi ini, warga diajarkan cara sederhana untuk memastikan kualitas air yang layak konsumsi serta metode filtrasi air yang dapat dilakukan dengan bahan-bahan sederhana. Kegiatan ini mendapat respon positif dari masyarakat, yang terlihat dari sesi tanya jawab yang berlangsung aktif.
Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Dusun Jangglengan dalam menjaga kesehatan lingkungan serta meningkatkan kualitas hidup melalui ketersediaan air bersih dan sanitasi yang lebih baik. Dengan adanya edukasi dan praktik langsung, masyarakat diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah diberikan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari ancaman DBD.
