JATENGKU.COM, KLATEN — Permasalahan lingkungan, terutama terkait dengan pengelolaan air dan sampah organik, semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi di suatu daerah. Permasalahan lingkungan yang terjadi pada Desa Gentan salah satunya adalah banjir, tepatnya pada RW 7 yang memiliki letak geografis dekat dengan aliran sungai. Banjir di RW 7 Desa Gentan seringkali terjadi jika intensitas hujan tinggi.
Lubang resapan biopori hadir sebagai solusi sederhana namun efektif untuk meningkatkan daya serap tanah terhadap air serta mengurangi genangan air akibat banjir. Selain itu adanya lubang resapan biopori juga dapat memanfaatkan sampah organik menjadi kompos.
Lubang resapan biopori dikembangkan dengan prinsip memperbanyak pori-pori di dalam tanah agar air hujan dapat langsung meresap dan tersimpan sebagai air tanah. Selain itu, biopori juga berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah dengan mengubah sampah organik menjadi bahan organik yang bermanfaat.
Biopori merupakan lubang resapan yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah untuk meningkatkan daya serap air dan mengurangi genangan. Lubang ini diisi dengan sampah organik yang akan terurai secara alami, menciptakan ruang bagi mikroorganisme untuk berkembang, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.

Dengan mempertimbangkan berbagai manfaat tersebut, program biopori di edukasikan kepada masyarakat RW 7 sebagai bagian dari upaya mengurangi intensitas banjir serta usaha untuk melaksanakan konservasi lingkungan dan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana banjir serta menjaga keseimbangan ekosistem melalui tindakan yang mudah diterapkan pada lingkungan sekitar. Diharapkan, program biopori ini dapat menjadi langkah nyata dalam menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

Program edukasi kepada masyarakat terkait lubang resapan biopori ini dilaksanakan di Griya Ilmu Widoro Bercahaya RW 7 Desa Gentan pada hari Kamis, 30 Januari 2025. Program edukasi yang dilaksanakan mencakup tentang pemaparan terkait pentingnya biopori, alat dan bahan yang digunakan, cara pemasangan biopori, pemeliharaan lubang biopori, dan tanya jawab bersama dengan masyarakat.
Masyarakat RW 7 sangat antusias dengan pemaparan yang telah dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro Semarang, dibuktikan dengan aktifnya masyarakat pada saat sesi tanya jawab terkait penerapan lubang resapan biopori.

Antusiasme masyarakat RW 7 terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi, terutama mengenai efektivitas biopori dalam mengurangi genangan air serta manfaatnya bagi kesuburan tanah. Beberapa masyarakat juga berbagi pengalaman mereka terkait permasalahan drainase di lingkungan sekitar dan berharap bahwa penerapan biopori dapat menjadi solusi yang nyata.
Melalui interaksi yang aktif ini, diharapkan program edukasi tidak hanya meningkatkan pemahaman masyarakat, tetapi juga mendorong mereka untuk dapat menerapkan lubang resapan biopori pada lingkungan sekitar.

Dengan adanya program edukasi ini, masyarakat RW 7 semakin memahami pentingnya lubang resapan biopori dalam mengurangi intensitas genangan air banjir, menjaga keseimbangan lingkungan, serta mengolah sampah organik menjadi kompos yang bermanfaat. Diharapkan, ilmu yang telah disampaikan dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh masyarakat, sehingga lingkungan menjadi lebih bersih, sehat, dan bebas dari risiko banjir. Selain itu, partisipasi aktif warga dalam pembuatan dan pemeliharaan biopori diharapkan dapat menjadi contoh bagi wilayah lain untuk menerapkan solusi sederhana namun efektif dalam mitigasi bencana banjir dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
