JATENGKU.COM, SUKOHARJO — Pengelolaan sampah di Desa Jangglengan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, masih menjadi perhatian, khususnya dalam hal pemilahan sampah organik dan anorganik. Kesadaran akan pentingnya memilah sampah dengan benar perlu terus ditingkatkan agar lingkungan tetap bersih dan sehat, serta untuk mengurangi potensi pencemaran yang dapat terjadi.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari program studi Hubungan Internasional Universitas Diponegoro menginisiasi sebuah program di SDN 1 Jangglengan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah. Kegiatan ini diikuti oleh 25 siswa-siswi kelas 1-3 pada hari Rabu, 5 Februari 2025.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai perbedaan sampah organik dan anorganik berdasarkan warna tong sampah.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup dan dapat terurai secara hayati, seperti sisa makanan, daun kering, serta kotoran ternak. Sampah ini dapat dimanfaatkan kembali, misalnya menjadi pupuk kompos yang berguna untuk tanaman.
Sementara itu, sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari buatan manusia dan sulit terurai secara alami, seperti plastik, kaca, logam, serta kaleng. Sampah anorganik dapat didaur ulang menjadi barang baru yang lebih berguna, seperti pengelolaan sampah plastik menjadi ecobrick. Sehingga, pengelolaan sampah yang tepat dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
Selain menjelaskan perbedaan tersebut, mahasiswa KKN juga memberikan contoh konkret mengenai jenis-jenis sampah yang tergolong ke dalam kategori organik dan anorganik serta bagaimana cara pengelolaannya. Agar lebih menarik, siswa-siswi diajak untuk melakukan kreativitas dengan memberikan cap telapak tangan pada tong sampah organik dan anorganik yang telah disiapkan sebelumnya.


Antusiasme siswa-siswi sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Mereka tampak bersemangat ketika diminta memberikan cap telapak tangan di tong sampah yang disediakan. Kemudian, saat sesi pemutaran film edukatif berlangsung, mereka dengan serius menyimak setiap adegan dalam film animasi yang menjelaskan pentingnya memilah sampah dan dampaknya terhadap lingkungan. Siswa-siswi juga aktif dalam sesi tanya jawab setelah pemutaran film, menunjukkan bahwa mereka benar-benar memahami materi yang diberikan.
Pemilahan sampah tidak hanya berdampak pada kebersihan lingkungan sekitar, tetapi juga berkontribusi dalam mengatasi isu lingkungan secara global. Dengan memilah sampah, jumlah limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir dapat dikurangi, sehingga menekan pencemaran tanah, air, dan udara. Selain itu, pengelolaan sampah yang lebih baik dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran sampah serta meningkatkan efektivitas daur ulang untuk mengurangi eksploitasi sumber daya alam.
Kegiatan ini memberikan dampak positif, terutama dalam meningkatkan kesadaran siswa terhadap kebersihan lingkungan. Mereka lebih memahami pentingnya memilah sampah dan diharapkan kebiasaan ini bisa diterapkan tidak hanya di sekolah tetapi juga di rumah dan lingkungan sekitar. Keberlanjutan program ini tentu membutuhkan dukungan dari sekolah, orang tua, dan masyarakat agar upaya pengelolaan sampah yang lebih baik dapat terus berjalan.