JATENGKU.COM, KLATEN –Mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro (UNDIP) mengadakan program Edukasi Keselamatan Berkendara Moda Transportasi Motor bagi pemuda dan pemudi di Desa Jogoprayan.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 27 Januari 2025 di Gedung Serbaguna Desa Jogoprayan sebagai bentuk kepedulian terhadap tingginya angka pelanggaran keselamatan berkendara di kalangan remaja saat ini.
Sepeda motor merupakan moda transportasi utama masyarakat Desa Jogoprayan. Namun, masih banyak pengendara, terutama kalangan remaja, yang belum mematuhi standar keselamatan berkendara, seperti tidak menggunakan helm dan perlengkapan pelindung lainnya.
Selain itu, kondisi jalan di Desa Jogoprayan yang beragam, seperti tanjakan, turunan, serta jalan berlubang, turut meningkatkan risiko kecelakaan. Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas, remaja menjadi kelompok dengan angka kecelakaan tertinggi akibat kurangnya pemahaman mengenai keselamatan berkendara serta faktor emosional yang belum stabil.
Melihat permasalahan tersebut, Marsellinus Jonathan (21), salah satu mahasiswa KKN Tim I UNDIP dari program studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, menginisiasi program edukasi ini dengan tujuan meningkatkan kesadaran remaja terhadap pentingnya keselamatan berkendara.
Selain pemaparan materi, edukasi ini juga disertai pembagian leaflet yang berisi informasi mengenai perlengkapan keselamatan berkendara, hal-hal yang perlu diperhatikan saat berkendara, serta larangan dalam berkendara. Leaflet tersebut didesain dengan ilustrasi menarik agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
Kegiatan edukasi ini mendapat sambutan antusias dari pemuda-pemudi Desa Jogoprayan. “Edukasi ini sangat berguna untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Jogoprayan tentang pentingnya keselamatan berkendara,” ujar Mas Heri Isnanto selaku Ketua Organisasi Kepemudaan di RW 01 Desa Jogoprayan “Krido Taruno”.

Dalam sesi ini, mahasiswa KKN UNDIP juga menjelaskan berbagai perlengkapan keselamatan berkendara serta mendatangkan peraga yang memperlihatkan cara penggunaan perlengkapan yang benar. Selain itu, peserta juga diberikan pemahaman tentang hal-hal yang perlu diperhatikan saat berkendara serta berbagai larangan yang harus dipatuhi demi keselamatan di jalan.
Pada sesi tanya jawab, salah satu peserta acara, Mas Heri, menanyakan bagaimana solusi bagi pengendara motor yang mengalami buta warna dalam mengenali rambu lalu lintas dan lampu lalu lintas.
Sebagai solusi, pemateri menyarankan agar pengendara dengan kondisi tersebut meningkatkan kepekaan terhadap situasi sekitar, seperti memperhatikan pengendara lain saat berhenti di lampu merah.

Selain itu, terdapat beberapa rambu lalu lintas yang memiliki bentuk dan simbol tertentu yang tetap dapat dikenali oleh pengendara yang mengalami buta warna.
Dengan adanya program ini, diharapkan pemuda-pemudi Desa Jogoprayan semakin sadar akan pentingnya keselamatan berkendara serta lebih disiplin dalam menggunakan perlengkapan keselamatan berkendara.
Mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro juga berharap bahwa edukasi ini dapat memberikan dampak jangka panjang bagi keselamatan berkendara di Desa Jogoprayan, sehingga segala risiko dan potensi bahaya saat berkendara dapat diminimalisir.