JATENGKU.COM, WONOGIRI — Di zaman sekarang, masih banyak individu yang tidak peduli dengan kondisi lingkungan sekitar. Hal ini menyebabkan masih banyaknya orang-orang yang membuang sampah secara sembarangan.
Sampah masih menjadi hal yang sangat rancu bagi masyarakat umum. Banyak dari mereka, masih menyamakan semua jenis sampah tanpa melihat jenisnya.
Padahal, sampah masih bisa dimanfaatkan menjadi banyak hal. Seperti sampah organik bisa diubah menjadi pupuk kompos dan sampah non organik seperti botol plastik bisa dimanfaatkan menjadi pot tanaman
Melihat permasalahan tersebut, Tim 1 KKN Undip yang berada di Desa Panekan, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri mengusung program kerja multidisiplin dengan tema “Pemberdayaaan kampung sehat dan berdikari”.
Farchan Nooraidy Amansha, sebagai salah satu anggota Tim KKN Undip dengan jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang melaksanakan“Workshop Budaya “Mottainai” dengan memanfaatkan sampah botol plastik menjadi pot tanaman” pada Jumat, 24 Januari 2025.

Mottainai adalah konsep yang berasal dari Jepang, yang mengajarkan untuk tidak membuang-buang sesuatu, baik itu barang, waktu, atau kesempatan. Mottainai menggambarkan rasa penyesalan atau ketidakpuasan jika ada sesuatu yang terbuang sia-sia dan lebih mengutamakan penggunaan sumber daya secara bijaksana dan penuh penghargaan.
Budaya Mottainai memiliki empat prinsip utama yang disebut dengan 4R. 4R terdiri dari Reduce, Reuse, Recycle, Respect. Budaya ini sangat relevan dalam konteks keberlanjutan dan pengelolaan sumber daya alam, serta bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti gaya hidup minimalis, konsumsi yang bijaksana, serta pengelolaan sampah yang lebih baik.
Kegiatan dimulai dengan penjelasan tentang Mottainai, kepada guru SD 01 Panekan. Setelah pemaparan materi yang disampaikan oleh Farchan, selanjutnya ada pelatihan pembuatan pot tanaman dari botol plastik bekas.
Selama sesi ini, bukan hanya melatih, tetapi Farchan juga memberikan saran kepada para guru agar mengajak murid-muridnya melaksanakan kegiatan mengolah sampah ini.
Dengan diperkenalkannya budaya Mottainai, Farchan berharap para guru bisa mengajak murid-muridnya untuk peduli terhadap lingkungan sekitar dan memanfaatkan sampah-sampah yang tidak berguna untuk dimanfaatkan kembali.