JATENGKU.COM, SUKOHARJO — Permasalahan sampah masih menjadi isu utama di berbagai daerah, termasuk di Desa Dalangan. Minimnya pengelolaan yang baik menyebabkan tumpukan sampah yang tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga meningkatkan risiko kesehatan bagi masyarakat.
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Diponegoro, ditemukan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah menjadi penyebab utama permasalahan ini. Sampah anorganik dan anorganik seringkali bercampur, menyulitkan proses daur ulang dan pengolahan lebih lanjut.

Sebagai langkah solusi, Tim I KKN 2024/2025 Desa Dalangan memperkenalkan metode pengolahan sampah anorganik dengan pembuatan ecobrick melalui Program Multidisiplin. Metode ini merupakan cara sederhana dan ramah lingkungan untuk mengubah sampah anorganik menjadi barang yang bernilai Masyarakat diberikan pelatihan mengenai cara memilah sampah serta mengolahnya dengan teknik yang mudah dan efektif.
Dalam penyuluhan ini, salah satu mahasiswa KKN, Arshya Arya Febrian, juga memberikan edukasi mengenai aspek hukum larangan membuang sampah sembarangan berserta sanksi hukumnya. Yang berisi aturan dalam ketentuan pasal 29 UU No 18 Tahun 2008 dan Perda No. 16 Tahun 2011.

“Masyarakat mulai memahami bahwa akbat membuang sampah juga memberikan akibat hukum yang akan dibebankan kepada Masyarakat, peraturan ini merupakan aspek represif agar terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih,” ujar Arshya.
Masyarakat merespons positif program ini dan mulai menunjukkan kesadaran lebih tinggi terhadap pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dengan partisipasi aktif seluruh warga, diharapkan permasalahan sampah di Desa Dalangan dapat teratasi secara bertahap. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat, khususnya dalam upaya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.