JATENGKU.COM, SEMARANG — Keberadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Universitas Diponegoro sangat membantu dalam mengatasi masalah pengelolaan sampah di lingkungan kampus dan sekitarnya. TPST ini berada di lokasi yang berkontur atau lahannya memiliki tinggi yang tidak setara.
Dalam mendukung penataan kawasan yang sesuai yakni di antara 0-15% berdasarkan standar SNI 03-3241-1994, maka diperlukan pemetaan terhadap kontur kawasan TPST. Garis kontur secara umum berfungsi sebagai penanda ketinggian dan dapat menunjukkan ada tidaknya lereng pada suatu wilayah.
Program Peta Kontur TPST UNDIP bertujuan untuk menyusun peta topografi yang akurat, yang nantinya dapat digunakan untuk merancang kawasan serta penentuan lokasi sarana prasarana yang lebih optimal di TPST.
Dengan menggunakan alat dan teknologi pemetaan modern seperti Sistem Informasi Geografis (SIG), mahasiswa memetakan kontur lahan di kawasan TPST UNDIP untuk mengetahui lebih jelas kondisi topografi, memungkinkan untuk memahami lebih dalam karakteristik kawasan TPST, termasuk potensi risiko terhadap lingkungan, serta titik-titik strategis yang perlu ditingkatkan.
Pengerjaan program peta kontur Kawasan TPST Undip diawali dengan pengumpulan data garis kontur yang bersumber dari DEM. Lalu dilakukan survey lapangan untuk verifikasi batas kawasan TPST. Pembuatan peta ini memanfaatkan teknologi pemetaan modern yang dikerjakan pada software Quantum GIS (QGIS).
Setelah didapatkan peta kontur kawasan, dilakukan analisis dari hasil peta. Pada peta kontur TPST Undip menunjukkan bahwa pada bagian timur memiliki kerapatan yang tinggi (curam) sehingga tidak dapat dilakukan pembangunan di kawasan tersebut. Sedangkan pada bagian selatan kawasan memiliki kerapatan yang jarang sehingga dapat dibangun ruang aktivitas baru.
Garis kontur yang menunjukkan kerapatan yang lebih besar menandakan sudut kemiringannya sangat curam. Sebaliknya, apabila kerapatannya jarang maka menandakan bahwa sudut kemiringannya tidak curam.
Data garis kontur ini juga dapat dimanfaatkan untuk perancangan dalam menentukan rute jalan, jogging track dan rencana lainnya yang dapat digambarkan melalui siteplan. Peta ini juga bermanfaat dalam pengelolaan air hujan, di mana area dengan kontur yang tepat dapat memfasilitasi drainase yang baik, mengurangi genangan, dan mencegah pencemaran.