JATENGKU.COM, KLATENSelama 40 hari, Tim 1 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim Universitas Diponegoro diterjunkan ke berbagai desa di Jawa Tengah untuk mengabdi kepada masyarakat dengan mengimplementasikan bidang keilmuannya masing-masing pada bulan Januari hingga Februari 2025.

Salah satu anggota tim KKN Desa Jogoprayan, Gracelline Christiano, memperkenalkan konsep Hak Asasi Manusia (HAM) dan prinsip penting bermasyarakat pada siswa/i SDN 02 Jogoprayan di Desa Jogoprayan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Berangkat dari latar belakang Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), ia melihat bahwa nilai-nilai toleransi dan pemahaman akan HAM penting untuk ditanamkan sejak dini mulai dari usia SD untuk menumbuhkan insan desa yang berkualitas dan siap bermasyarakat.

Kegiatan pembelajaran interaktif yang bertempat di Gedung Serbaguna Desa tersebut terlaksana pada hari Sabtu (25/1/2025) tersebut diikuti oleh seluruh siswa/i SDN 02 Jogoprayan berjumlah 62 siswa secara antusias. Kegiatan diawali pada pukul 09.30 WIB dengan pertanyaan “Apa itu hak?” yang dilontarkan kepada para siswa. Hal ini disambut baik oleh siswa/i SD yang menjadi hadirin dengan sangat aktif dan antusias dalam menjawab pertanyaan.

Pengenalan konsep HAM dan toleransi.

Setiap siswa diperkenalkan dengan konsep hak dan kewajiban, pelaksanaan hak dan kewajiban di lingkungan rumah dan sekolah, anti-diskriminasi dan toleransi dalam perbedaan, serta upaya mencegah dan bagaimana bereaksi terhadap pelanggaran HAM. Untuk menarik perhatian siswa, alat bantu ajar berupa poster digunakan dengan mengintegrasikan pesan tertulis dan visual.

Para siswa secara langsung menuangkan pemahaman yang baru didapatnya dalam aktivitas mewarnai gambar bertemakan kerukunan untuk siswa kelas 1-3 SD dan membuat poster bertemakan HAM dan toleransi untuk siswa kelas 4-6 SD. Melalui kegiatan ini, para siswa menjadi lebih paham bahwa setiap hak timbul bersamaan dengan kewajiban dan bahwa masyarakat harus hidup dalam toleransi di tengah keberagaman yang ada.

Inisiasi kegiatan ini mendapatkan umpan balik yang positif dari pihak sekolah, baik oleh kepala sekolah maupun tenaga pendidik. “Kegiatan ini sangat kami apresiasi sebagai bentuk penanaman karakter pada siswa kami mengenai toleransi dan sikap non-diskriminatif yang dapat dipupuk sejak dini,” ujar Kepala Sekolah SDN 02 Jogoprayan Kikin Hartanto.

HAM dan konsep toleransi adalah isu global yang dapat ditumbuhkan mulai dari cakupan lokal. Dari desa, nilai-nilai positif yang tumbuh di tengah masyarakat menjadi penting untuk menentukan arah keberlanjutan desa di masa depan. Desa Jogoprayan hidup dalam nilai kebersamaan yang kuat dan gotong royong masih sangat kental terasa. Nilai ini diharapkan dapat terus tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, di mana program ini bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman akan pentingnya menjaga perdamaian dalam bermasyarakat pada siswa/i SDN 02 Jogoprayan sebagai penerus keberlanjutan desa.

“Program ini sangat membantu kami dalam membentuk siswa yang lebih berkualitas, tidak saja secara pengetahuan, tetapi juga secara karakter,” sebut salah satu tenaga pendidik. Poster yang menjadi bahan ajar program kemudian diserahkan kepada pihak sekolah untuk dapat menjadi acuan nilai di papan mading sekolah. “Kami sangat berterima kasih atas bantuannya. Poster ini akan banyak membantu siswa menerapkan nilai-nilai toleransi,” sambung Bapak Kikin.

Penulis: Gracelline Christiano
Program Studi: Hubungan Internasional
Dosen Pembimbing: Dr. Aris Sugiharto, S.Si, M.Kom
Lokasi: Gedung Serbaguna Desa, Desa Jogoprayan, Kec. Gantiwarno, Kab. Klaten

Editor: Handayat

Tag