JATENGKU.COM, SUKOHARJO – Masyarakat Desa Kedungwinong sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Pengelolaan limbah hasil dari tani dan ternak kurang mendapat perhatian, seringkali limbah dibuang pada tanaman sehingga menjadi pencemaran lingkungan karena tidak adanya pengolahan lebih lanjut.
Apabila limbah tersebut diolah dengan baik dapat menghasilkan suatu produk yang memiliki manfaat dan value tinggi sehingga bisa menjadi passive income bagi para peternak di Dusun Kedungwinong. Hal tersebut dapat menjadi potensi dan kegiatan positif untuk dioptimalkan serta dilakukan masyarakat sekitar sebagai kegiatan selingan saat dirumah.
Seorang Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP TA 2024/2025 bernama Anto, selaku Mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP Semarang mengadakan sosialisasi dan demonstrasi tentang pengolahan limbah feses kambing menjadi Pupuk Organik Cair (POC). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peternak dan masyarakat mengenai manfaat serta cara pembuatan POC sebagai alternatif pupuk ramah lingkungan.
Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dapat dijadikan alternatif dalam mengoptimalkan pertumbuhan serta menyuburkan kondisi tanah. Selain itu, dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia dan dapat mengelola limbah menjadi sesuatu yang bernilai. Kondisi eksisting Dusun Kedungwinong biasanya kotoran padat kambing langsung digunakan oleh masyarakat sebagai pupuk organik untuk tanaman. Kotoran kambing memiliki struktur yang keras dan lama diuraikan oleh tanah sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan maksimal. Salah satu alternatif pengolahan kotoran padat kambing adalah dengan dibuat sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Masih banyaknya peternak yang kurang memiliki inisiatif mengolah limbah padatnya, padahal dengan diolah menjadi pupuk organik cair kotoran padat tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lama dan lebih efisien.
Pada sosialisasi ini didampingi oleh Pak Miyadi, S.T. selaku Kepala Desa Kedungwinong serta dihadiri oleh para anggota Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) di Desa Kedungwinong. Hal ini dikarenakan kelompok ternak belum terbentuk di Desa Kedungwinong, tetapi para petani memiliki sampingan beternak. Rancangan kegiatan sosialisasi ini menyampaikan materi tentang manfaat POC, alat dan bahan yang digunakan, proses fermentasi, dan cara aplikasinya pada tanaman. Setelah itu, saya melakukan demonstrasi langsung pembuatan POC, memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba serta menjawab berbagai pertanyaan seputar teknik pengolahan.
Saat Mahasiswa melaksanakan demonstrasi alat dan bahan yang digunakan yaitu wadah tertutup, penutup, kain saringan, timbangan, gelas ukur, feses kambing 1 kg, EM4 pertanian 50 ml, molases 2 gram dan air 2 liter. Bahan utama dari pembuatan POC adalah feses kambing karena memiliki unsur hara yang kompleks bagi tanaman maupun struktur tanah. Selain itu EM4 sebagai penyedia bakteri mikroorganisme, sedangkan molases sebagai sumber pakan atau energi untuk bakteri. Cara Pembuatan POC sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan serta feses kambing sebanyak 1 kg
2. Haluskan feses kambing tersebut
3. Siapkan EM4 sebanyak 2 ml dan molases sebanyak 50 gram, kemudian dilarutkan dalam 2 liter air
4. Larutkan EM4, molases, dan air dimasukkan kedalam wadah tertutup dan diaduk secara merata.
5. Simpan selama 14-21 hari (Proses fermentasi)
6. Cek aroma POC, ketika aroma POC seperti tape menandakan pembuatan POC berhasil
7. Saring agar ampas terpisah dengan cairan dan cairan POC siap digunakan

Peserta sangat antusias dan menyatakan ketertarikan untuk menerapkan metode ini guna mengelola limbah ternak mereka secara lebih produktif. Sosialisasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran peternak dalam mengolah limbah menjadi produk bernilai guna, mendukung pertanian berkelanjutan, dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Kegiatan ini mendukung tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 11 (Sustainable cities and communities) dan poin 12 (Responsible consumption and production). Edukasi pembuatan POC dilakukan melalui sosialisasi kepada para petani sekaligus peternak Dusun Kedungwinong dengan target dari program ini yaitu mengembangkan pemanfaatan limbah ternak menjadi “produk sejuta manfaat”. Dari kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan pupuk organik cair masih jarang dilakukan karena masyarakat desa masih awam terhadap pupuk organik cair. Oleh karena itu perlu pemberian pemahaman kepada masyarakat desa sehingga penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi dan beralih ke pupuk organik cair yang lebih ramah lingkungan.
Penulis: Anto (Mahasiswa Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP)
Dosen Pembimbing KKN: Widayanto, S.Sos., M.Si.