JATENGKU.COM, SUKOHARJO — Tempat sampah adalah tempat untuk menampung sampah secara sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik. Kali ini, saya membuat tempat sampah juga tetapi yang saya pakai dari daur ulang tempat sampah galon air yang berbahan dasar plastik. Tempat sampah yang ingin saya gunakan akan saya berikan ke tempat depan kelas SD Jangglengan yang belum ada tempat sampahnya.
Beberapa tempat sampah memiliki penutup pada bagian atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang dikeluarkan sampah. Tempat sampah yang saya buat memiliki penutup diatasnya dengan tali sebagai penyangga agar tutup tempat sampah tidak mudah hilang. Jadi, ketika tempat sampah tutupnya dibuka, maka penutup tidak bisa lepas dari tubuh tempat sampah.
Tempat sampah umumnya dilapisi kantong untuk memudahkan pembuangan sehingga tidak perlu memindahkan tempat sampah ketika sudah penuh, cukup dengan membawa kantong yang melapisi tempat sampah lalu menggantinya dengan yang baru.
Hal ini memudahkan pembuangan tempat sampah. Tempat sampah yang saya buat tahan air dan jika terkena air kotor bekas makanan atau minuman maka bisa dicuci kembali lewat air bersih. Tempat sampah yang saya buat juga tahan banting tidak pecah serta tahan bocor.
Beberapa tempat sampah yang terdapat di sekolahan tempatnya di SD Jangglengan memeiliki tempat sampah yang ditempatkan di sisi depan kelas.
Hal ini untuk menghindari kebiasaan membuang sampah sembarangan yang dapat mengganggu keindahan dan kesehatan lingkungan serta etika sosial pada anak-anak sd. Pengelolaan tempat sampah sudah harus ditanamkan sejak dini. Pengelolaan sampah haruslah dimulai dari diri sendiri. Kesadaran diri ini dapat dimulai dengan menerapkan konsep 3R. Penerapan konsep ini dapat dilakukan di lingkungan sekolah.
Penerapan konsep 3R perlu dilakukan di sekolah karena sekolah merupakan wadah atau instansi berkumpulnya banyak orang, mulai dari guru, karyawan, dan siswa. Konsep 3R yang dimaksud adalah reuse (guna ulang), reduce (mengurangi), recycle (mendaur ulang). Pembelajaran aplikasi ini dapat menunjukkan kepada siswa mengenai pentingnya menjaga lingkungan dari sampah. Selain itu, juga merangsang kreatifitas siswa dalam pengelohan sampah.
Proses kesepakatan bersama juga menjadi hal yang penting dalam pengolahan sampah, karena dengan hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan eksistensi siswa. Siswa terlibat di dalam proses pemilahan sampah tersebut. Budaya yang terlahir tersebut dapat dilakukan secara terus menerus dan dijadikan warisan atau budaya yang positif.
Bentuk kesepakatan tersebut dapat direalisasikan dengan cara pengadaan lomba kebersihan kelas atau kebersihan masing-masing tempat area guru. Dengan pengadaan lomba tersebut maka semua anggota sekolah akan termotivasi menjaga kebersihan dan keindahan sekolah. Bentuk apresiasi sekolah dalam pelaksanaan kesepakatan tersebut adalah denga memberikan penghargaan kepada pemenang lomba. Hadiah lomba dapat berupa piagam atau piala